--- Service Notebook Smartphone Android Iphone di Kota Malang, terima service dari luar kota/pulau, dengan pengiriman via JNE/TIKI/POS dll , hubungi PILAARCOM-jl Soekarno-Hatta 10 Malang WA:081933016868 ---

Keris Misteri


Keris-keris pusaka Majapahit bergelar Kyai Condong Campur, sungguh fenomenal dan misterius. Sejumlah orang meyakini keris itu benar-benar ada, namun sebagian lagi meyakininya hanya sebagai sanepo atau perlambang saja. Bagaimana pandangan para ahli dan pemerhati tosan aji tentang misteri keris itu?
POSMO-Beragam  versi Babad Tanah Jawa telah banyak mengungkapkan makna simbolik keris Kyai Condong Campur. Namun, penjelasan demi penjelasan makna simbolik keris itu, seakan tak pernah memuaskan semua kalangan. Tak urung keris Kyai Condong Campur bergulir dari zaman ke zaman, dalam selubung misteri antara mitos dan kebenaran. Mbah Joyo Sumarto (80), ahli tosan aji Museum Rumah Budaya Tembi Jogjakarta, dengan sangat yakin mengatakan, keris Kyai Condong Campur hanyalah sanggit atau sanepo dari sebuah keadaan di suatu periode zaman Majapahit.
Keadaan itu adalah keinginan untuk menyatukan kawula di tanah Jawa dalam keragaman budaya dan kepercayaan. Secara jelas mbah Joyo menerangkan, keris Kyai Condong Campur merupakan perlambang (sanepo) dari keinginan Sunan Kalijaga untuk menyatukan perbedaan. “Wujud persatuan itu adalah tata-cara agama Islam yang disesuaikan dengan tata laku orang Jawa. Jadi, Islam diterapkan bukan sebagai Islam Arab, tetapi Islam Jawa”, tutur mbah Joyo kepada posmo.
Peristiwa dari adanya penyatuan, pembauran atau perpaduan budaya (akulturasi) yang dituturkan olehmbah Joyo itulah sebenarnya maksud dan makna perlambang keris Kyai Condong Campur. Tegasnya, keris itu hanyalah semacam sanepo halus (eufemisme) atau perumpamaan, yang dikemas dalam sebuah cerita, dongeng atau babad oleh para Mpu atau pujangga, guna mencatat kiprah para leluhur di tanah Jawa. “Inilah kewaskitaan dan keluhuran budi para pujangga zaman dulu, dalam menerangkan hal-hal yang ketika itu masih sangat peka atau sensitif”, kata mbah Joyo.
Hal yang sama juga berlaku untuk keris Kyai Kalam Munyeng, yang konon tercipta dari kalam atau pena yang terbuat dari lidi aren, yang terlempar dari tangan Sunan Giri II karena terkejut oleh serangan Majapahit. Peristiwa pembongkaran makam Sunan Giri I oleh prajurit Majapahit yang kemudian memunculkan kisah jutaan lebah menghabisi prajurit Majapahit, menurut mbah Joyo adalah juga sanepo.Jutaan lebah itu merupakan perlambang bersatunya kawula atau rakyat Sunan Giri, yang jumlahnya melebihi jumlah pengikut setia Majapahit.
Demikian pula kisah perjalanan Puntadewa dengan tongkat dan serat Jamus Kalimasada, dikatakan pula oleh mbah Joyo sebagai sanepo dari sebuah peristiwa. Berbagai kisah ini dikatakan oleh mbah Joyo sebagai sanepo halus dari adanya perang roso atau rasa (kepercayaan) pada zaman itu.
Tuah Sebilah Keris Pusaka
Lantas, bagaimana dengan keris pusaka yang diyakini sebagai keris Kyai Condong Campur atau keris-keris lain yang oleh mbah Joyo dipandang hanya sekedar perlambang? “Ya, monggo saja bila orang percaya sebilah keris itu adalah keris pusaka Kyai Condong Campur atau apa?”, timpal mbah Joyo, yang sejak muda telah menggeluti seluk-beluk keris, dan banyak menimba ilmu dari KRT Hastononegoro (Romo Pono), ahli tosan aji yang masih kerabat Kasultanan Jogjakarta.
Keris Kyai Condong Campur atau keris kuno lainnya, kata mbah Joyo, sangat pasti hanya mutrani atau imitasinya saja. Meski demikian, bukan berarti keris tiruan tak ada tuahnya. Mbah Joyo memberikan contoh, di museumnya kini juga tersimpan keris berdapur Kyai Sengkelat. “Tapi, tentu saja keris itu adalahmutrani alias Kyai Sengkelat buatan zaman sekarang. Tuah keris buatan sekarang tentu juga berbeda dengan tuah keris buatan Mpu zaman kuno”, papar mbah Joyo.
Untuk membuat keris bertuah, lanjutnya, sangat membutuhkan kewaskitaan sang Mpu. Ada empat syarat yang harus dilakoni seorang Mpu untuk membuat keris bertuah. Keempat syarat itu adalah sesaji, japamantra, campuran tosan aji dan laku tirakat. Seorang Mpu harus mengetahui apa saja sesaji yang diperlukan untuk membuat keris yang diinginkan, dan mengetahui japa mantra serta menguasai betul takaran dari berbagai bahan campuran tosan aji yang akan digunakan. Laku tirakat seperti puasa selama 40 hari dan memohon berkah Tuhan YME juga harus dilakoni.
Menentukan keaslian sebilah keris juga tak kalah susah. Ada banyak cara yang bisa digunakan, termasuk cara ilmiah dengan menguji bahan campuran tosan. Namun berkenaan dengan tuah atau daya kesaktian sebilah keris, sangat bergantung pada kepekaan batin atau rasa. Cara ini sering disebut dengan tarik.Mbah Joyo juga mengungkapkan, ada tiga cara sederhana yang bisa digunakan untuk menilai sebilah keris. Pertama, dari dapur atau bentuknya. Kedua, dari pamor atau isi rerengganan atau keindahan lis-lisan pada wilah atau bilah keris, dan ketiga dari tangguh, yakni asal pembuatan keris.
“Tangguh berasal dari kata tak sengguh, artinya diduga. Maka, cara melihat keris dengan tangguh ini berarti hanya menduga, yang bisa benar atau bisa salah. Karena itu, orang Jawa lebih mengandalkan rasa, yang terasah dari pengalaman dan laku”, terang mbah Joyo.
Ada pun cara mengetahui suatu keris itu cocok atau tidak untuk seseorang, mbah Joyo punya resep praktis yang sudah teruji ketepatannya. Cara itu adalah dengan menghitung panjang keris dari gagang hingga ujung bilah keris, dengan menggunakan kedua ibu jari secara bergantian atau berjalan ke atas, sambil mengucapkan unen-unen atau sanepo: cokro, gundolo, gunung, guntur, segoro, madu. Bila ibu jari sampai di ujung bilah keris dan unen-unen jatuh pada cokro, guntur atau gundolo, berarti keris itu tidak baik atau tidak cocok dipakai.
Bila hitungan jatuh pada sanepo gunung, segoro atau madu, keris tersebut sangat cocok dipakai. Gunung merupakan sanepo dari tuah keris berupa kederajatan atau kewibawaan, segoro adalah kesabaran dan madu adalah kelancaran rezeki. Kepada posmo, mbah Joyo juga mengatakan, tosan pada bilah keris atau ujung tombak pusaka yang mengandung uranium, bisa menangkal hujan. “Tapi begitu pusaka itu disarungkan kembali, hujan akan turun berlipat ganda”, pungkas mbah Joyo

0 Comments:

Lokasi Kami


Lihat PILAAR di peta yang lebih besar
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Powerade Coupons